Search

Sekaleng Ilmu

ليس لسلطان العلم زوال – Para penguasa ilmu tidak akan pernah sirna

📝 8 HAL AGAR MENGHAFAL AL-QUR’AN TERASA NIKMAT 🍎

Berikut ini adalah 8 hal yang insya Allah membuat kita merasa nikmat menghafal Al-Qur’an.

Tips ini kami dapatkan dari Ustadz. Deden Makhyaruddin yang menghafal 30 juz dalam 19 hari (setoran) dan 56 hari untuk melancarkan.

Tapi uniknya, beliau mengajak kita untuk berlama-lama dalam menghafal.

Pernah beliau menerima telepon dari seseorang yang ingin memondokkan anaknya di pesantren beliau.

“ustadz.. menghafal di tempat antum tu berapa lama untuk bisa hatam??”

“SEUMUR HIDUP” jawab ust. Deden dengan santai.

Meski bingung, Ibu itu tanya lagi “targetnya ustadz???”

“targetnya HUSNUL KHOTIMAH, MATI DALAM KEADAAN PUNYA HAFALAN” jawab ust. Deden.

“Mm.. kalo pencapaiannya ustadz???” Ibu itu terus bertanya.

“pencapaiannya adalah DEKAT DENGAN ALLAH” kata ust. Deden.

Menggelitik, tapi sarat makna. Prinsip beliau “CEPAT HAFAL itu datangnya dari ALLAH, INGIN CEPAT HAFAL (bisa jadi) datangnya dari hawa nafsu dan syaithan”…

(Sebelum membaca lebih jauh, kami harap anda punya komitmen terlebih dahulu untuk meluangkan waktu 1 jam per hari khusus untuk qur’an. Kapanpun itu, yang penting durasi 1 jam)

Mau tahu lebih lanjut, yuk kita pelajari 8 prinsip dari beliau

1. MENGHAFAL TIDAK HARUS HAFAL

Allah memberi kemampuan menghafal dan mengingat yang berbeda2 pada tiap orang.

Bahkan imam besar dalam ilmu qiroat, guru dari Hafs yg mana bacaan kita merujuk pada riwayatnya yaitu Imam Asim menghafal Al-Quran dalam kurun waktu 20 tahun.

Target menghafal kita bukanlah ‘ujung ayat’ tapi bagaimana kita menghabiskan waktu (durasi) yang sudah kita agendakan HANYA untuk menghafal.

2. BUKAN UNTUK DIBURU-BURU, BUKAN UNTUK DITUNDA-TUNDA

Kalau kita sudah menetapkan durasi, bahwa dari jam 6 sampe jam 7 adalah WAKTU KHUSUS untuk menghafal misalnya,

Maka berapapun ayat yang dapat kita hafal tidak jadi masalah.

Jangan buru-buru pindah ke ayat ke-2 jika ayat pertama belum benar2 kita hafal.

Nikmati saja saat2 ini.. saat2 dimana kita bercengkrama dengan Allah.

1 jam lho.. untuk urusan duniawi 8 jam betah, hehe.

Toh 1 huruf 10 pahala bukan??

So jangan buru2…
Tapi ingat!

Juga bukan untuk ditunda2.. habiskan saja durasi menghafal secara ‘PAS’

3. MENGHAFAL BUKAN UNTUK KHATAM, TAPI UNTUK SETIA BERSAMA QUR’AN.

Kondisi HATI yang tepat dalam menghafal adalah BERSYUKUR bukan BERSABAR.

Tapi kita sering mendengar kalimat “menghafal emang kudu sabar”, ya kan??

Sebenarnya gak salah, hanya kurang pas saja.

Kesannya ayat2 itu adalah sekarung batu di punggung kita, yang cepat2 kita pindahkan agar segera terbebas dari beban (hatam).

Bukankah di awal surat Thoha Allah berfirman bahwa Al-Qur’an diturunkan BUKAN SEBAGAI BEBAN.

Untuk apa hatam jika tidak pernah diulang??

Setialah bersama Al-Qur’an.

4. SENANG DIRINDUKAN AYAT

Ayat2 yg sudah kita baca berulang-ulang namun belum juga nyantol di memory, tu ayat sebenarnya lagi kangen sama kita.

Maka katakanlah pada ayat tersebut “I miss you too…” hehe.

Coba dibaca arti dan tafsirnya… bisa jadi tu ayat adalah ‘jawaban’ dari ‘pertanyaan’ kita.

Jangan buru2 suntuk dan sumpek ketika gak hafal2, senanglah jadi orang yang dirindukan ayat..

5. MENGHAFAL SESUAP-SESUAP

Nikmatnya suatu makanan itu terasa ketika kita sedang memakannya, bukan sebelum makan bukan pula setelahnya.

Nikmatnya menghafal adalah ketika membaca berulang2.

Dan besarnya suapan juga harus pas di volume mulut kita agar makan terasa nikmat.

Makan pake sendok teh gak nikmat karena terlalu sedikit, makan pake sendok nasi (entong) bikin muntah karena terlalu banyak.

Menghafalpun demikian.

Jika “amma yatasa alun” terlalu panjang, maka cukuplah “amma” diulang2, jika terlalu pendek maka lanjutkanlah sampai “anin nabail adzim” kemudian diulang2.

Sesuaikan dengan kemampuan ‘mengunyah’ masing-masing anda.

6. FOKUS PADA PERBEDAAN, ABAIKAN PERSAMAAN

Fabi ayyi alaa’i rabbikuma tukadz dziban” jika kita hafal 1 ayat ini, 1 saja! maka sebenarnya kita sudah hafal 31 ayat dari 78 ayat yang ada di surat Ar-Rahman.

Sudah hampir separuh surat kita hafal.

Maka ayat ini
dihafal satu kali saja, fokuslah pada ayat sesudahnya dan sebelumnya yang merangkai ayat tersebut.

7. MENGUTAMAKAN DURASI

Seperti yang dijelaskan di atas, komitmenlah pada DURASI bukan pada jumlah ayat yang akan dihafal.

Ibarat argo taxi, keadaan macet ataupun di tol dia berjalan dengan tempo yang tetap.

Serahkan 1 jam kita pada Allah.. syukur2 bisa lebih dari 1 jam.

1 jam itu gak sampe 5 persen dari total waktu kita dalam sehari…!!!
5 persen untuk qur’an

8. PASTIKAN MEMBACA AYATNYA BERTAJWID

Cari guru yang bisa mengoreksi bacaan kita.

Bacaan tidak bertajwid yang ‘terlanjur’ kita hafal akan sulit dirubah/diperbaiki di kemudian hari (setelah kita tahu hukum bacaan yang sebenarnya).

Jangan dibiasakan otodidak untuk Al-Qur’an… dalam hal apapun yg berkaitan dengan Al-Qur’an; membaca, mempelajari, mentadabburi, apalagi mengambil hukum dari Al-Quran.

NB: setiap point dari 1 – 8 saling terkait…

Semoga bermanfaat, niat kami hanya ingin berbagi..
Mungkin ini bisa jadi solusi bagi teman-teman yang merasa tertekan, bosan, bahkan capek dalam menghafal.

Kami yakin ada yang tidak setuju dengan uraian di atas, pro-kontra hal yang wajar karena setiap kepala punya pikiran dan setiap hati punya perasaan.

Oh ya, bagi penghafal pemula jangan lama2 berkutat dalam mencari2 metode menghafal yang cocok dan pas, dewasa ini banyak buku ataupun modul tentang menghafal Al-Qur’an dengan beragam judulnya yang marketable.

Percayalah..
1 metode itu untuk 1 orang, si A cocok dengan metode X, belum tentu demikian dengan si B, karena si B cocok dengan metode Y.

Dan yakini sepenuhnya dalam hati bahwa menghafal itu PENELADANAN PADA SUNNAH NABI BUKAN PENERAPAN PADA SUATU METODE…

Semoga bermanfaat…
#Inspirasi sekali !

Saat Memberi Saat Tidak

So Which Blessings of Your Lord Will You Deny~?

Children holding heartsymbol

Pagi ini ketika berselancar di linimasa Facebook, saya menemukan sebuah tulisan yang sangat menggugah karya Ustadz Mohammad Fauzil Adhim berikut ini:

“Seorang ibu memasuki minimarket bersama dua orang anaknya yang masih kecil. Saya tidak memperhatikan dengan baik. Yang satu, kira-kira kelas 4 SD. Satu lagi mungkin TK atau SD kelas 1. Begitu masuk, ibu tersebut segera mengucapkan dua kata, “Nggak… Nggak….” sebagai isyarat larangan beli bagi kedua anaknya yang langsung berbelok ke tempat es krim.

Anaknya yang kecil segera menunjukkan reaksi spontan, hanya sepersekian detik (barangkali tidak sampai satu detik) dari kata “nggak” yang terakhir diucapkan ibunya, dengan menangis keras; melengking, memaksa….

Tak perlu waktu lama bagi anak itu untuk menangis. Ibunya segera memberi reward untuk tindakan anak mempermalukan orangtua. Ia mempersilakan anaknya mengambil es krim. Hampir saja tangisan kedua pecah ketika memilihkan es krim yang lebih murah dibanding pilihan anak. Tetapi tangisan itu segera berubah menjadi perayaan kemenangan yang…

View original post 1,522 more words

D-91 Days to Go :)

Aku masih ingat tentang sebuah kisah yang pernah aku baca pada suatu waktu tentang cerita seorang bapak-bapak yang sampai sekarang masih terngiang-ngiang dengan jelas sekali. Tidaklah keinginan tersebut keluar kecuali dari orang-orang yang dikaruniakan oleh Allah azza wa jalla rasa rindu untuk bertemu dengan-Nya kelak. Rindu akan syurga yang dijanjikan bagi orang-orang yang bertaqwa. Rasa rindu itu memang sangat sulit untuk diungkapkan. Singkat ceritanya seperti ini:

Seorang Bapak : “Dek, tahun depan saya mungkin nggak itikaf di Masjid Salman lagi.”
Panitia : “Oh, mau dimana pak?”
Seorang Bapak : “Mau di surga dek.”

*tiba-tiba hening*

Sudahkah kita mempersiapkan bekal untuk kematian kita? Mari berkemas, perjalanan menuju mati tinggal sebentar lagi.

Hmmm, kira-kira sekitar 7.862.400 detik lagi insyaaAllah waktu itu akan tiba. sudahkah kamu mempersiapkan yang terbaik untuk kedatangan waktu tersebut?

Generasi terbaik umat ini, yaitu para shahabat yang mulia selalu mempersiapkan kedatangan ramadhan jauh-jauh hari. Mereka mempersiapkan dengan sebaik-baik nya karena khawatir jika kewajiban telah datang kepada mereka namun mereka tidak siap untuk menjalankan kewajiban tersebut. Dalam sebuah riwayat

كَانُوا يَدْعُوْنَ اللهَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ أَنْ يُبَلِّغَهُمْ شَهْرَ رَمَضَانَ ثُمَّ يَدْعُوْنَ اللهَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ أَنْ يَتَقَبَّلَهُ مِنْهُمْ

”Mereka (para sahabat) berdo’a kepada Allah selama 6 bulan agar mereka dapat menjumpai bulan Ramadhan”

Mereka senantiasa berbenah diri, bertaubat dari dosa-dosa, mempersiapkan segala nya demi tamu agung yang tak lama lagi akan tiba. Mereka senantiasa berdoa agar dipertemukan dengan bulan Ramadhan 6 bulan sebelumnya. Lantas kita? Mungkin tersadar bahwa ramadhan tinggal sebentar lagi pun sudah syukur, atau bahkan lupa, atau bahkan acuh?

Mereka juga senantiasa berdoa agar amalan-amalan mereka diterima dengan penuh rasa khawatir. Lantas kita?

Mereka pun senantiasa bersiap-siap, bersungguh-sungguh dalam mempersiapkan segalanya demi meraih seluruh pahala di bulan Ramadhan untuk beramal shalih dengan ilmu tentunya.

Mari kita persiapkan dengan matang dan serius. If you fail to plan, you plan to fail. Semoga Allah memudahkan segala urusan dunia dan akhirat kita semua karena 7.862.400 detik lagi………..Ramadhan insyaaAllah akan tiba. Segera ambil Al-Qur’an mu dan mulai biasakan diri serta paksakan diri agar ketika waktu bulan ramadhan tiba. Ibadah kita bisa lebih maksimal karena keterbiasaan tersebut, insyaaAllah..

murajaah.jpg

#Ramadan 1, 1437

Sumber Inspirasi: http://saaid.net/mktarat/ramadan/22.htm

Bandung, 8 Maret 2016 9.18 PM
Melepas kerinduan ini sejenak.

Rezeki Pemberian dari Allah

Ibnul Qayyim berkata :

“Fokuskanlah pikiranmu untuk memikirkan apapun yang diperintahkan Allah kepadamu. Jangan menyibukkannya dengan rezeki yang sudah dijamin untukmu. Karena rezeki dan ajal adalah dua hal yang sudah dijamin, selama masih ada sisa ajal, rezeki pasti datang. Jika Allah -dengan hikmahNya- berkehendak menutup salah satu jalan rezekimu, Dia pasti –dengan rahmatNya- membukan jalan lain yang lebih bermanfaat bagimu.

Renungkanlah keadaan janin, makanan datang kepadanya, berupa darah dari satu jalan, yaitu pusar.

Lalu ketika dia keluar dari perut ibunya dan terputus jalan rezeki itu, Allah membuka untuknya dua jalan rezeki yang lain [yakni dua puting susu ibunya], dan Allah mengalirkan untuknya di dua jalan itu; rezeki yang lebih baik dan lebih lezat dari rezeki yang pertama, itulah rezeki susu murni yang lezat.

Lalu ketika masa menyusui habis, dan terputus dua jalan rezeki itu dengan sapihan, Allah membuka empat jalan rezeki lain yang lebih sempurna dari yang sebelumnya; yaitu dua makanan dan dua minuman. Dua makanan = dari hewan dan tumbuhan. Dan dua minuman = dari air dan susu serta segala manfaat dan kelezatan yang ditambahkan kepadanya.

Lalu ketika dia meninggal, terputuslah empat jalan rezeki ini, Namun Allah –Ta’ala- membuka baginya -jika dia hamba yang beruntung- delapan jalan rezki itulah pintu-pintu surga yang berjumlah delapan, dia boleh masuk surga dari mana saja dia kehendaki.

Dan begitulah Allah Ta’ala, Dia tidak menghalangi hamba-Nya untuk mendapatkan sesuatu, kecuali Dia berikan sesuatu yang lebih afdhol dan lebih bermanfaat baginya. Dan itu tidak diberikan kepada selain orang mukmin, karenanya Dia menghalanginya dari bagian yang rendahan dan murah, dan Dia tidak rela hal tersebut untuknya, untuk memberinya bagian yang mulia dan berharga.”

(Al Fawaid, hal. 94, terbitan Maktabah Ar Rusyd, tahqiq: Salim bin ‘Ied Al Hilali)

dikutip dari status akh Abu Hanifa

Peran Istri dan Suami

Nanti, saat kamu jadi istri, lalu melihat suamimu pulang dengan wajah kusam. Jangan tanya ini tanya itu, jangan ucapkan

‘kenapa’,

‘ada apa’,

‘punya masalah apa’

Mengertilah, solusi bagi seorang lelaki hanyalah menyendiri. Cukup sediakan teh manis dan tersenyum, atau selimut hangat agar dia bisa tenang.

Dan begitu pun lelaki yang kelak menjadi suami, pahamilah bahwa seorang perempuan justru sebaliknya. Setiap ada masalah ingin didengarkan.

Yah.. Biarkanlah ia ceritakan semua masalahnya. cukuplah bagimu setia mendengarnya, meski tak bisa memberi solusi. Jangan biarkan ia menjadi istri yang banyak bicara ke teman-temannya, tetangga, atau ibu-ibu di majlis ta’lim. Cukup kamu saja yang tahu.

Para istri yang banyak bicara, entah gosip atau obrolan biasa, adalah korban dari suaminya yang tak mau mendengarkan keluh kesahnya.

Nanti, jika kamu jadi istri, wajar jika meminta suamimu untuk membantu pekerjaanmu. Tapi satu-satu saja, jangan menyuruhnya membeli kebutuhan rumah, menjemput anak, atau memperbaiki atap bocor secara bersamaan. Lelaki itu butuh fokus, tidak seperti perempuan yang bisa menyelesaikan seabrek pekerjaan dalam satu waktu.

Dan jika kamu jadi suami, pahamilah, meski tinggal di rumah, tapi pekerjaan seorang istri amatlah banyak. Janganlah buru-buru memarahi nya jika ada gelas yang belum dicuci misalnya. Mungkin saja ia lelah karena seharian mengurus sisi lain rumah dan mendidik anakmu. Saling mengertilah, kalian bisa bekerja sama, bukan..?

Nanti, jika kamu jadi istri. Ku sarankan jangan bandingkan keadaan kalian dengan orang lain.

‘Mas, tetangga kita sudah beli mobil baru lho’

Tahukah?, seorang lelaki, mendengar kata-kata seperti itu bagai di injak-injak harga dirinya. Yang terjadi, bukan motivasi untuk kaya, tapi justru melemahkan semangatnya.

Bersabarlah, lebih baik katakan ini, “Mas, gapapa deh tetangga sebelah punya mobil baru, yang penting aku masih punya kamu Mas.” Uwih, ge-er seorang lelaki, itu bagai sumbu yang mengobarkan semangatnya. Jangan heran, gombalanmu akan membuatnya semangat memberi hadiah mobil mewah untukmu.

Dan yang kelak menjadi suami, janganlah melarang istrimu jika hendak mengunjungi ibu dan ayahnya. Berpuluh-puluh tahun mereka merawat dirinya, dan belum sempat membalas budi, ia telah memilih dirimu yang hanya orang asing untuk menyerahkan segala bakti dan setia berjuang bersamamu. Bila perlu, kalian bisa sama-sama mengunjungi mereka.

Maka berdoalah.. Semoga Allah beri keberkahan dalam biduk rumah tangga kita kelak.

#kontemplasi by Ustadz Syatori Abdurrauf

حق الزوجة

Allah azza wa jalla  berfirman:

لِيُنفِقْ ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ فَلْيُنفِقْ مِمَّا آتَاهُ اللَّهُ لاَ يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْساً إِلاَّ مَا آتَاهَا سَيَجْعَلُ اللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْراً .

Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan” (QS. Ath Thalaq: 7).

Syaikh Muhammad bin Muhammad Mukhtar Asy Syanqithi mengatakan bahwa wajibnya nafkah, yaitu dalam kalimat  لِيُنفِقْ. Sehingga memberi nafkah pada istri hukumnya wajib.

Definisi mudahnya dari Nafkah itu sendiri

النفقة لغة: مأخوذة من الإنفاق، وهو في الأصل بمعنى الإخراج والنفاد، ولا يستعمل الإنفاق إلا في الخير

An Nafaqah secara bahasa asalnya dari kata al infaq yang bermakna >>
Pengeluaran, dan tidaklah kata “al infaq” ini digunakan kecuali dalam hal yang baik.

Dari berbagai macam literatur fiqih berputar pada pokok-pokok dibawah ini:

  • Ath Tha’am (makanan pokok)
  • Al ‘Udm dan atau semisalnya (makanan yang menemani makanan pokok; lauk-pauk)
  • Al Khadim (pembantu)*
  • Al Kiswah (pakaian)
  • Alaatut tanazhuf (alat-alat kebersihan)
  • Al Iskan (tempat tinggal)

Kalo mau diperinci dari pembahasan fiqih lainnya nafkah anak dan istri meliputi:

  1. Sandang
  2. Papan
  3. Pangan

Dan semuanya berbasis pada kebutuhan primer dengan standar “LAYAK”*, dan layak disini depend on pada adat/istiadat (‘urf), tempat, zaman, dan seterusnya.

Lalu hak-hak istri yang lain yang bisa diperinci semisal “Pergaulan yang baik” dari suami nya terhadap seorang istri, yaitu:

  1. Lemah lembut terhadap istri
  2. Mengalah ketika istri sedang emosi
  3. Senantiasa menunjukkan hati yang gembira dihadapan istri
  4. Bersabar dengan hal-hal yang tidak menyenangkan pada istri
  5. Berupaya berwajah ceria terhadap istri
  6. Berupaya meredakan amarah istri

Intinya seluruh pembahasan hak-hak dan kewajiban antara pasangan suami-istri itu seolah-olah seperti saling tukar menukar tempat saja, dimana apa yang menjadi hak istri maka itulah yang menjadi kewajiban suami dan juga sebaliknya apa yang menjadi hak suami maka itulah yang menjadi kewajiban seorang istri terhadap suaminya.

Pun menjadi kewajiban seorang suami yang automatically langsung menjadi hak-hak seorang istri adalah:

  1. Hak istri dibantu pekerjaan rumahnya: suami membantu pekerjaan rumah sebagaimana dibanyak hadits bahwasannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam membantu istrinya, mungkin saat ini bisa dilakukan dengan mencuci piring, menyapu, memasak, dan seterusnya.
  2. Biaya pengobatan jika istri sakit: suami senantiasa siap siaga mengantar ke rumah sakit/dokter, biaya pengobatan istri yang sedang berlangsung, dst.
  3. Istri berhak untuk mendapat pendidikan dan pengajaran hukum-hukum Agama: Maksud dari pendidikan disini adalah lebih bersifat pada “teori” semisal shalat, fiqh, masalah haid dan semisalnya. Jadi seolah-olah seorang suami harus menjadi mufti (pemberi fatwa) bagi istrinya kelak, suami harus bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan fundamental terkait agama dari istrinya. Sedangkan maksud pengajaran pada point ini adalah lebih bersifat pada “kontrol” dan “evaluasi”, menanamkan karakter, komitmen, prinsip-prinsip kehidupan, visi misi hidup suami untuk keluarga yang sedang mereka bangun.

Washallallahu ‘ala nabiyyina muhammad wa ‘ala alihi wa ashabihi ajma’in.

Source:
1. http://shankeety.net/Alfajr01Beta/index.php?module=Publisher&section=Topics&action=ViewTopic&topicId=346
2. Al Fiqhul Muyassar
3. dan lain-lain

Bandung, 10/2/2016
Sebelum sarapan pagi dan kembali beraktifitas~

Keteladanan yang Menghasilkan Hal Menawan

Cikal bakal istri shalehah adalah anak dari seorang wanita yang menghargai, menghormati, memuliakan dan mentaati suaminya. Sehingga terekam dalam diri sang anak keteladanan sang ibu sebagai istri yang menawan.

Karena itu ketika seorang istri mempersembahkan ketaatan berkualitas kepada suaminya sebagai bentuk ketaatannya kepada Rabbnya, ia secara tidak langsung telah mendidik anak wanitanya untuk menjadi istri shalehah kelak di kemudian hari.

Akhi. . .

Jika engkau kini sedang beranjak pada jenjang yang lebih serius mencari pasangan, maka selamilah lebih jauh pencarianmu.

Pilihlah wanita berakhlak anggun yang memuliakan para lelaki di sekelilingnya. Ia memuliakan ayah, paman dan saudara laki-lakinya. Jika mereka ini dimuliakan maka tentulah engkau sebagai suaminya akan lebih dimuliakan.

Cikal bakal suami yang shaleh adalah anak dari seorang suami yang menghargai, menghormati, dan memuliakan istrinya. Sehingga terekam dalam diri sang anak keteladanan sang ayah sebagai suami berakhlak.

Karena itu ketika seorang ayah mempersembahkan pemuliaan berkualitas kepada istrinya sebagai bentuk ketaatannya kepada Rabbnya, ia secara tidak langsung telah mendidik anak lelakinya untuk menjadi suami shaleh kelak di kemudian hari.

Ukhti. . .

Jika engkau kini sedang beranjak pada jenjang yang lebih serius mencari pasangan, maka selami dan berpikirlah dengan baik.

Pilihlah lelaki berakhlak yang memuliakan para wanita di sekelilingnya. Ia memuliakan ibu, bibi dan saudari-saudari perempuannya. Jika wanita-wanita itu dimuliakan maka tentulah engkau sebagai istrinya akan lebih dimuliakan.

#copas
oleh Fahry Abu Syazwiena

Menjadi Ayah (Tentang Motivasi Menikah)

Menikah adalah ibadah yang mulia. Jangan engkau mulai ibadah itu dengan perkara yang diharamkan oleh Alloh ta’ala

Ahmad Muhaimin Alfarisy

danbo8Suatu ketika, Alloh memberikan kesempatan pada saya untuk terlibat dalam sebuah diskusi yang menarik. Sebuah diskusi yang entah kapan bisa terulang kembali, atau mungkin tidak selamanya. Diskusi menjadi menarik ketika yang dibicarakan menuju ke arah masalah-masalah yang terkait dengan pernikahan. Sebuah hal yang sangat wajar untuk dibahas oleh mahasiswa, khususnya mahasiswa tingkat akhir seperti kami berdua pagi itu.

Tema pernikahan selalu menjadi pemabahasan yang sangat menarik, mengingat “galau” adalah sebuah keniscayaan, yang pasti terjadi pada seseorang yang dalam hal ini konteksnya adalah tentang pendamping hidup. Hehe. Namun, periode galau seseorang bisa berbeda-beda. Ada yang bertahun-tahun atau dengan durasi yang sangat lama, ada juga yang hanya berdurasi harian saja.

Pembicaraan yang kami lakukan pada awalnya hanyalah terkait skripsi, bagaimana proses pembuatan surat-surat izin dan persyaratan yang dibutuhkan. Akan tetapi, mungkin karena tema yang dibahas terlalu sedikit sementara waktu ketika itu sangat senggang, maka tema pembicaraan akhirnya melebar dan menyerempet tema-tema yang…

View original post 610 more words

Hari Esok Tidak Ada Seorang Pun yang Mengetahui

Bismillah,
Sudah lama tidak menulis dan alhamdulillah diberikan waktu kembali oleh Allah azza wa jalla.  Hari ini tepat H-1 sebelum perkuliahan semester 8 dimulai. Semoga insyaaAllah ini adalah semester terakhir di jenjang S1 yang sedang dilalui. Entah apa yang akan terjadi kemudian, namun yang jelas semua itu harus dihadapi dengan semangat dan serius. Cuma di kampus ini atau mungkin di jurusan saya, hari pertama kuliah (Senin) sudah ada PR dan masuk jam 7 pagi. #semangat

Akan selalu ada rasa khawatir tentang hari esok dan masa depan yang selalu dihembuskan oleh syaithan -musuh Allah- padahal manusia diperintahkan untuk berusaha dan bertawakal kepada Allah azza wa jalla. Dengan itu pun kita membuat rencana-rencana harian, bulanan, tahunan, atau bahkan beberapa tahun kedepan. Itu baik dan tentu sangat diperlukan untuk dijadikan sebagai parameter-parameter capaian hidup. Satu per satu mungkin terjadi menjadi kenyataan alhamdulillah,  namun tak jarang Allah takdirkan lain dan bahkan lebih banyak yang meleset kepada realitas yang lain. Tak jarang kita kecewa namun beberapa saat kemudian hati kembali terhibur, sebab tidaklah Allah mengganti sesuatu melainkan dengan sesuatu yang lebih baik darinya.

عَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. [Surat Al-Baqarah (2) ayat 216]

Oleh karenanya jika Allah membuat meleset satu rencana yang telah direncakan oleh kita pada rencana yang lain (yang selalu diawal kita sedih atau kecewa, namun seiring berjalannya waktu ada hikmah di balik itu semua) maka yakinlah Allah azza wa jalla maha mengetahui yang terbaik untuk hamba-Nya.

Sehebat dan sedetail apapun manusia merencanakan suatu rencana untuk dirinya. Pada hakikatnya seorang hamba tidak mengetahui sedikit pun. Ingat sedikit pun tentang apa yang akan terjadi bulan depan, manusia tidak akan pernah tahu. Jangankan bulan depan , manusia pun tidak akan mengetahui apa yang akan terjadi minggu depan terhadap dirinya. Jangankan minggu depan pun manusia tidak akan mengetahui dengan pasti apa yang akan terjadi pada harinya ESOK!

Semua hal yang ghaib adalah ilmu Allah azza wa jalla yang tidak akan kita ketahui setelah hal tersebut terjadi. Allah azza wa jalla berfirman

إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. [Surat Luqman (31) ayat 34]

Disebutkan bahwa maksud dari (Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan diusahakannya besok) apakah kebaikan ataukah keburukan, tetapi Allah azza wa jalla mengetahuinya (Tafsir Al-Jalalayn surat Luqman ayat 34 versi online)

Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalama bersabda:

مفاتيح الغيب خمس: إن الله عنده علم الساعة, وينزل الغيث ويعلم ما في الأرحام, وما تدري نفس ماذا تكسب غدا وما تدري نفس بأي أرض تموت إن الله عليم خبير

“Kunci yang ghaib itu ada lima perkara: “Sesungguhnya hanya pada Allah sajalah pengetahuan tentang hari kiamat. Dialah yang menurunkan hujan, Dia mengetahui apa yang dalam rahim, seseorang tidak mengetahui apa yang akan dikerjakannya esok harinya, dan ia juga tidak mengetahui di bumi mana ia akan meninggal dunia. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”

Manusia boleh berencana tapi Allah azza wa jalla jualah yang menentukan. So, tetap semangat, berdoa, berusaha dan bertawakal terus kepada Allah azza wa jalla tentang apa yang akan kita hadapi di depan.

Semangat! semester terakhir insyaaAllah dan terus bersabar selagi menikmati tiap detik-detik kesabaran yang indah ini.

 إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. [Surat Az-Zumar (39) ayat 10]

Washallallahu ‘ala nabiyyina muhammad wa ‘ala alihi wa ashabihi ajma’in.

Deni Setiawan
Depok, 17/1/2016 atau bertepatan dengan 7 Rabiul Akhir 1437 H
Selesai beberapa saat sebelum adzan Shubuh pagi ini.

Create a free website or blog at WordPress.com.

Up ↑