Nanti, saat kamu jadi istri, lalu melihat suamimu pulang dengan wajah kusam. Jangan tanya ini tanya itu, jangan ucapkan
‘kenapa’,
‘ada apa’,
‘punya masalah apa’
Mengertilah, solusi bagi seorang lelaki hanyalah menyendiri. Cukup sediakan teh manis dan tersenyum, atau selimut hangat agar dia bisa tenang.
Dan begitu pun lelaki yang kelak menjadi suami, pahamilah bahwa seorang perempuan justru sebaliknya. Setiap ada masalah ingin didengarkan.
Yah.. Biarkanlah ia ceritakan semua masalahnya. cukuplah bagimu setia mendengarnya, meski tak bisa memberi solusi. Jangan biarkan ia menjadi istri yang banyak bicara ke teman-temannya, tetangga, atau ibu-ibu di majlis ta’lim. Cukup kamu saja yang tahu.
Para istri yang banyak bicara, entah gosip atau obrolan biasa, adalah korban dari suaminya yang tak mau mendengarkan keluh kesahnya.
Nanti, jika kamu jadi istri, wajar jika meminta suamimu untuk membantu pekerjaanmu. Tapi satu-satu saja, jangan menyuruhnya membeli kebutuhan rumah, menjemput anak, atau memperbaiki atap bocor secara bersamaan. Lelaki itu butuh fokus, tidak seperti perempuan yang bisa menyelesaikan seabrek pekerjaan dalam satu waktu.
Dan jika kamu jadi suami, pahamilah, meski tinggal di rumah, tapi pekerjaan seorang istri amatlah banyak. Janganlah buru-buru memarahi nya jika ada gelas yang belum dicuci misalnya. Mungkin saja ia lelah karena seharian mengurus sisi lain rumah dan mendidik anakmu. Saling mengertilah, kalian bisa bekerja sama, bukan..?
Nanti, jika kamu jadi istri. Ku sarankan jangan bandingkan keadaan kalian dengan orang lain.
‘Mas, tetangga kita sudah beli mobil baru lho’
Tahukah?, seorang lelaki, mendengar kata-kata seperti itu bagai di injak-injak harga dirinya. Yang terjadi, bukan motivasi untuk kaya, tapi justru melemahkan semangatnya.
Bersabarlah, lebih baik katakan ini, “Mas, gapapa deh tetangga sebelah punya mobil baru, yang penting aku masih punya kamu Mas.” Uwih, ge-er seorang lelaki, itu bagai sumbu yang mengobarkan semangatnya. Jangan heran, gombalanmu akan membuatnya semangat memberi hadiah mobil mewah untukmu.
Dan yang kelak menjadi suami, janganlah melarang istrimu jika hendak mengunjungi ibu dan ayahnya. Berpuluh-puluh tahun mereka merawat dirinya, dan belum sempat membalas budi, ia telah memilih dirimu yang hanya orang asing untuk menyerahkan segala bakti dan setia berjuang bersamamu. Bila perlu, kalian bisa sama-sama mengunjungi mereka.
Maka berdoalah.. Semoga Allah beri keberkahan dalam biduk rumah tangga kita kelak.
#kontemplasi by Ustadz Syatori Abdurrauf